Copywriting x Content Writing, Beda atau Sama?



APAKAH kamu pernah tergelitik untuk melakukan sesuatu saat melihat konten iklan ataupun tulisan? Nah, mungkin kamu sedang dipersuasi tulisan!

Apakah kamu pernah akhirnya memahami dan mendapatkan wawasan baru dari sebuah tulisan panjang ataupun singkat? Bisa jadi kamu sedang diinformasikan oleh sebuah konten!

Terdengar berbeda, tetapi hampir sama—ya, bisa dibilang dua hal yang mirip. Di era digital sekarang, kita pasti lebih mudah dan cepat mendapatkan berbagai informasi dan iklan atau promosi.

Dan sosok kreatif di balik konten-konten tulisan dan pemasaran tersebut salah satunya adalah penulis. Lebih tepatnya, copywriter dan content writer. Pernah dengar, ‘kan?

Nah, kita bahas, yok, dua profesi tersebut!

Copywriting x Content Writing, Apa Bedanya?

Awalnya aku hampir tidak bisa membedakan antara copywriting daj content writing. Sebab, keduanya sama-sama kegiatan menulis di media digital. Sampai akhirnya aku tertarik dengan dunia blog, ternyata dua hal itu berbeda. Apa bedanya?

Sebelum kita membahas soal perbedaan copywriting x content writer, kita harus memahami lebih dulu terkait pengertiannya. Copywriting adalah tulisan yang sifatnya persuasif atau ajakan—call to action. Sementara, content writing adalah konten tulisan yang berisi informasi, edukasi, dan atau hiburan.


Tujuan Penulisan

Baik copywriting dan content writing Punya spesifikasi yang berbeda, terutama dari tujuan utamanya.

Copywriting berfokus pada tujuan periklanan dan pemasaran. Sebuah seni menjual melalui teks tulisan. Memiliki misi bagaimana caranya agar produk jasa maupun barang dapat menggaet pasar untuk membeli atau mengonsumsi produk tersebar.

Sementara, content writer berfokus pada konten tulisan. Dari konten tulisan tersebut bertujuan untuk menginformasi, mengedukasi, dan bahkan menghibur dengan menyesuaikan target pasar yang sudah ditentukan.

Tugas yang Dilakukan

Copywriting x content writing memiliki tugas sama-sama menulis, tetapi apa yang ditulis tentu berbeda.

Copywriting bertugas membuat konten iklan, pemasaran produk, dan juga melakukan promosi. Namun ada juga copywriter menggunakan script writing untuk membuat pengemasan menjadi tontonan iklan pemasaran yang menarik.

Content writing memiliki tugas membuat konten tulisan yang lebih panjang, detail, dan jelas. Biasanya konten tersebut berupa artikel. Namun, saat ini ada pula content writer yang membuat konten melalui media sosial. Sebab, esensinya memberi informasi maupun edukasi.

Jadi, copywriting penulisannya lebih singkat dan jelas, sementaranya content writer panjang' dan detail.

Media/Platform yang Digunakan

Content writing akan lebih sering kamu temukan di sebuah website ataupun blog. Misal, kamu searching tip atau tata cara di Google, nah, artikel-artikel yang disuguhkan Google itu termasuk content writing.

Content writer pun tidak hanya menulis konten di blog pribadinya (bloger), tetapi orang yang menulis artikel di media besar seperti kompasiana, mojok, dll, disebut juga content writer (UGC).

Kamu pasti pernah dong tidak sengaja menemukan sebuah postingan iklan dari sebuah perusahaan yang berseliweran saat sedang scrolling? Biasanya ada tulisan bersponsor. Nah, ini merupakan salah satu media yang dimanfaatkan untuk copywriting.

Copywriting lebih luas lagi. Kamu akan menemukannya konten iklan di berbagai media sosial, di surel, newsletter, bahkan di poster, billboard, web banner, dll. 

Proses Kreatif

Proses kreativitas copywriting x content writing, sebetulnya memiliki kesamaan terkait skill, tetapi tentu dengan tujuan yang berbeda. Apa bedanya?

Copywriter akan berusaha untuk melakukan riset mengenai kebutuhan audience atau pasar yang kemudian ditarik relevansinya. Kemudian, copywriter juga mesti bisa menarik atensi audience agar bersimpati membeli atau mengonsumsi produk yang diiklankan. Permainan rima kata dan penguasaan kosakata pun harus diperdalam.

Content writer pun harus menguasai kaidah kepenulisan dengan baik, seperti EYD, tanda baca, dan juga tata bahasa. Sehingga artikel yang panjang pun enak dibaca. Seorang content writer harus mampu memahami teknik SEO (Search Engine Optimization) yang membantu konten tersebut dapat dideteksi oleh Google dan berada di page one.

Copywriting x Content Writing, Persatuan yang Padu



Nah, tadi kita sudah bahas soal perbedaan antara copywriting dan content writing. Meskipun belum detail, tetapi setidaknya kamu sudah ada gambaran dan tidak salah paham soal kedua profesi tersebut.

Siapa sangka profesi penulis yang dulunya tidak begitu mendapatkan awareness, kini menjadi salah profesi menjanjikan bahkan dibutuhkan di industri digital. Bahkan, untuk belajar menjadi penulis pun amat mudah karena internet sudah memisahkan segalanya.

Masih membahas soal content writing dan juga copywriting. Keduanya memang punya tujuan yang berbeda. Akan tetapi, aku pernah mengikuti kelas berapa kali pertemuan tanya Content Writing for Social Media.

Kak Ega sebagai pemateri mengatakan bahwa saat ini content writer dan copywriting tidak bisa dipisahkan alias satu-kesatuan yang utuh, simbiosis mutualisme.

Apalagi untuk kamu seorang konten kreator ataupun bloger (penulis blog). Misalnya aku, aku menulis di blog as a content writer, tetapi di media sosial aku juga perlu menjadi seorang copywriter untuk mempromosikan tulisan dan blogku kepada audience di Instagram.

Bajakan, di media sosial sendiri seperti Instagram, kamu pun pasti sering menemukan konten tulisan yang bersifat informal, edukatif, bahkan hiburan, ‘kan? Dan, dalam waktu yang bersamaan kamu akan menemukan teknik copywriter (persuasif) di akhir konten.

Copywriting x content writing harus sama-sama kreatif dan peka dalam mengikuti tren. Copywriting untuk menarik pembeli, sementara content writing untuk meningkatkan brand awareness dan membuat target pasar sebagai pelanggan tetap.

Tentunya sebagai individual yang ingin berkutat di bidang kreatif, baik secara tulis atau video. Tidak ada salahnya untuk mempelajari dan mendalami soal copywriting x content writing. Selain menambah wawasan, kita juga bisa memahami konten yang kita buat itu seperti apa dan arahnya mau ke mana.

Misal, kamu punya usaha online. Kamu pun perlu membuat konten tulisan yang mungkin bersifat edukasi sekaligus memiliki unsur ajakan membeli. Sehingga, dapat menarik perhatian target pasar kamu, bahkan menjadi pelanggan tetap karena kemampuan content writing yang kamu punya.

By the way, artikel ini bersifat content writing. Nah, kalau aku mengajak kamu untuk berkomentar di artikel ini atau mengunjungi media sosialku di Instagram, aku sedang melakukan copywriting. Jadi kamu mau jadi seorang content writer, copywriter, atau keduanya nih?

Q—

Referensi

https://youtu.be/LboOWhZ6dkk?si=0UBdZoYUaiM4mmof

https://youtu.be/2y6nW8JTsR8?si=qEx_ooqWR-ZsgY4X

https://youtu.be/LboOWhZ6dkk?si=0UBdZoYUaiM4mmof

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url