KEWARASAN diri dapat dijaga dengan menyibukkan diri. Tentunya kesibukan harus dicari, enggak ujuk-ujuk datang sendiri. Kalau pun memang muncul sendiri, tetapi enggak semua orang sadar dan mau mengambilnya.
Kesibukan bukan hanya soal pekerjaan, kemudian mendapatkan uang. Enggak semua hasil, output-nya harus berupa uang atau gaji. Namun, lebih dari itu.
Aku menyadari, salah satu hal yang membuat aku tetap waras dalam hidup adalah dengan produktif. Dan, aku bersyukur karena bisa menemukan dan melakukan kegiatan produktif.
Persoalannya, aku seorang pengangguran. In this reality, enggak semua pengangguran bisa membaca atau mengambil kesempatan.
Menganggur artinya kita punya waktu luang lebih banyak. Let you know, waktu luang merupakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Apakah kita bisa memanfaatkannya dengan baik?
Aku mengerti, sih, in this economy, betapa susahnya mencari pekerjaan. Belum lagi tekanan eksternal yang menuntut untuk segera mendapatkan penghasilan. Sebuah pemicu yang menyebabkan enggak kepikiran untuk memanfaatkan waktu luang. Sebab, pikirannya hanya sibuk mencari pekerjaan.
Dan, itu bukan sebuah kesalahan, kok! Namun, rasanya kita perlu memanfaatkan “waktu menganggur” kita dengan baik. Kenapa enggak coba melakukan hal produktif?
“Ah, Produktif juga butuh uang!”
Memang, betul. Akan tetapi, kalau aku lihat banyak sekali pengangguran yang aktif di media sosial. Artinya dia punya kuota. Artinya lagi, betapa besar kesempatan dia melakukan produktivitas.
Right?
Cara Aku Menjaga Kewarasan dengan Produktivitas
Produktivitas merupakan sebuah kemampuan individu, tim, ataupun organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan efisien. Tujuannya untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Meskipun bagi beberapa orang punya perspektif sendiri tentang produktivitas. Ada yang menganggap produktif berarti melakukan banyak hal dalam satu hari. Ada pula menganggap produktif sebagai menyelesaikan pekerjaan/kegiatan dengan cepat supaya memiliki banyak waktu luang.
Apa pun itu, menurut aku selama kita—paling enggak—memiliki satu kegiatan produktif dalam satu hari. Itu lebih baik, daripada waktu luang terbuang sia-sia.
Kita perlu mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif. Kabar baiknya, kegiatan di waktu luang dapat berdampak positif terhadap kesehatan mental.
Melansir situs Fakultas Psikologi UI, penelitian Verghese et al (2006) menunjukkan bahwa kegiatan waktu luang berperan dalam mempertahankan kesehatan mental seseorang.
Enggak ada ruginya melakukan hal produktif. Dan, hal ini aku rasakan sendiri dampaknya: aku merasa enggak menganggur banget. Bahkan, aku sering melabeli diri dengan “pengangguran produktif”.
Bisa dibilang aku lumayan jarang stres. Aku meyakini bahwa hal ini karena produktivitas yang aku lakukan secara individu maupun organisasi.
Bagaimana enggak? Output dari produktivitas yang kudapatkan adalah perasaan berharga, menyenangkan, dan kepuasan. Sebab, jika dalam satu hari aku enggak produktif, akan muncul perasaan bersalah.
Output produktivitas tersebut yang meningkatkan well-being, kehidupan yang tenang dan juga sejahtera. Kemudian membantu aku dalam menyusun skala prioritas.
Kegiatan produktif juga membantu untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Sebab produktivitas adalah kegiatan produktif yang selesai dan ada hasilnya.
Tentu saja hasil dari produktivitas bukan hanya soal uang. Pencapaian terkait rasa senang, puas, dan sejahtera, juga merupakan bentuk dari hasil produktivitas.
Produktivitas biasanya didorong dengan elemen-elemen seperti energi mental dan motivasi. Motivasi di sini bisa berasal dari internal maupun eksternal. Baik energi mental dan motivasi punya keterikatan yang kuat.
Menguasai Skill Produktivitas ala Brian Tracy
Perkenalkan, Brian Tracy, seorang motivator dan juga konsultan yang dengan intens membahas topik-topik mengenai produktivitas, manajemen waktu, public speaking, dan lain sebagainya.
Motivator asal Kanada ini telah menjadi konsultan lebih dari 1000 perusahaan. Bahkan dia telah menjadi pembicara dengan audience sebanyak 5 juta orang dalam 5000 seminar.
Tentunya dengan berbagai atau segudang pengalaman yang dimiliki. Brian membuat 10 specific skills and tips to help anyone master productivity. Yup, produktivitas sendiri pun merupakan sebuah life skill. Berikut lansiran dari High Gear.
Utilize the “one-touch”
One-touch yang berarti satu kali sentuh maksudnya adalah kita perlu mengerjakan tugas atau proyek dalam satu kali sentuh.
Ketika dalam satu hari kita memiliki beberapa tugas. Daripada mengerjakan semuanya dalam satu waktu. Sebaiknya diselesaikan satu per satu.
Dengan begitu ketika mengerjakan tugas atau proyek lain, kita enggak merasa terbebani.
Write it down
Kadang-kadang kita punya bentuk pikiran yang rumit. Sehingga membuat kita kesulitan dalam menyusun rangkaian tugas untuk diselesaikan.
Ada perlunya kita menuliskan tugas tersebut dalam jurnal, catatan, ataupun bentuk teks lainnya baik fisik maupun digital.
Kemudian kita memberikan tanda coret untuk tugas yang selesai. Atau memberikan warna tertentu pada tugas penting. Hal ini membantu kita untuk menguasai skill produktivitas.
Set small goals
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas produktivitas adalah adanya tujuan. Memang betul tujuan yang besar akan berpengaruh besar pula terhadap proses.
Hanya saja, bagi beberapa orang tujuan yang begitu besar dan perfeksionis justru malah membuat mereka menunda-nunda pekerjaan. Alhasil produktivitas menurun.
Tujuan-tujuan kecil dapat membantu kita menyelesaikan proyek atau tugas sedikit demi sedikit. Misal ada proyek ada tugas yang begitu besar. Kita perlu membagi proyek tersebut dalam sub kecil.
Kita bisa menyelipkan tujuan kecil di sela-sela proyek yang sudah dibagi. Adanya tujuan kecil tersebut juga meningkatkan motivasi dalam meningkatkan produktivitas.
Plan ahad
Tentukan rencana di masa depan dengan membuat to doa list. Apa lagi untuk kita tipe yang sangat struktural dan butuh perencanaan mendetail. Menyusun to do list dan merancang rencana menjadi salah satu acuan menguasai skill produktivitas.
Stop multitasking
Dalam mengerjakan sesuatu, sebaiknya kita fokus pada pekerjaan tersebut. Hindari hal-hal lain yang dapat mendistraksi. Distraksi bisa membuat kita melupakan kegiatan produktif.
Bila perlu jauhkan ponsel dan matikan notifikasi saat sedang melakukan hal produktif. Jika memang sulit untuk dimatikan, at least kita bisa berkomitmen terhadap proyek atau tugas yang harus kita selesaikan.
Eliminate disruptions
Salah satu cara untuk meminimalisir gangguan atau distraksi adalah dengan menciptakan ruangan kerja yang nyaman. Enggak hanya ruangan, mungkin kita bisa menentukan tempat yang tepat dan strategis.
Melakukan hal produktif tentunya memerlukan ketenangan dan juga fokus. Produktivitas yang baik adalah ketika kita terhindar dari berbagai macam gangguan eksternal.
Start the hardest task first
Mungkin salah satu hal yang membuat kita merasa terbebani dalam mengerjakan produktivitas. Salah satunya adalah kurang manajemen skala prioritas.
Menurut Brian Tracy, mengerjakan tugas yang lebih berat terlebih dahulu dapat menjaga produktivitas tetap mengalir.
Determine when you are most productive
Kita perlu mengenali golden hours diri sendiri. Misal, apakah kita tipe orang yang lebih produktif di pagi, siang, sore, atau bahkan malam hari? Tentukan waktu-waktu yang tepat untuk mendapatkan kualitas produktif yang lebih baik.
Set time limits
Sering kali kita tenggelam dalam kegiatan produktif. Hal ini dikarenakan betapa kita menyukai pekerjaan atau tugas yang kita lakukan. Akan tetapi, kita pun harus punya batasan.
Bahwa segala sesuatu, meskipun itu hal positif, jika dilakukan secara berlebihan sampai lupa waktu bahkan lupa diri sendiri. Tentunya akan memiliki output yang kurang baik.
Avoid over-committing
Salah satu hal mendasar dalam menguasai skill produktif adalah dengan berkomitmen. Komitmen membantu kita memahami betapa pentingnya bertanggung jawab terhadap tugas atau kegiatan yang kita ambil.
Hanya saja ketika kita terlalu berkomitmen, tetapi kita melupakan bahwa kita juga perlu bersosialisasi, kita perlu melakukan kegiatan dengan orang lain. Kadang-kadang enggak ada salahnya meminimalisir komitmen untuk menghargai orang-orang di sekitar kita.
SEMUA aspek produktivitas ala Brayan Tracy, beberapa diantaranya atau bahkan hampir semua sudah aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari. And it walks!
Hanya ada satu poin yang kurang relevan dengan aku. Aku adalah tipe orang yang lebih baik menyelesaikan tugas kecil lebih dulu baru kemudian mengerjakan tugas yang lebih besar.
Terkadang butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas besar. Bahkan enggak bisa diprediksi waktu selesainya. Sebaiknya menyelesaikan tugas ringan atau kecil yang hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk diselesaikan terlebih dahulu.
Sisanya, aturan menguasai skill produktivitas dari Brian Tracy sangat berguna.
Mulai dari menentukan golden hours produktivitas. Kemudian menyelesaikan satu tugas dalam satu waktu. Menghindari berbagai gangguan ataupun distraksi dengan mengerjakan di tempat yang nyaman dan aman.
Dikarenakan aku bukan tipe orang yang bisa multitasking. Aku merasa enggak perlu effort untuk bisa fokus terhadap tugas atau proyek yang aku kerjakan. Salah satu hambatannya adalah, kadang-kadang masih kesulitan untuk menghindari notifikasi atau aplikasi lain.
Hanya saja mengingat output dari hal produktif yang aku lakukan: perasaan berharga, merasa puas, dan merasa senang. Hal ini menjadi motivasi internal tersendiri untuk meningkatkan produktivitas aku.
Bahkan saat ini aku berusaha untuk at least, melakukan minimal satu kegiatan produktif per hari. Hal ini bertujuan agar aku enggak merasa bersalah karena dapat menimbulkan perasaan enggak berguna.
Dengan adanya to do list, membuat perencanaan jangka panjang, dan menentukan small goals. Membantu aku untuk berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap produktivitas aku.
Untungnya aku bukan orang yang over terhadap sesuatu. Aku punya batasan. Dan, aku punya golden act in every golden hours. Misal:
- Pagi: baca buku dan beberes
- Siang: menulis untuk konten blog
- Sore: istirahat dan beberah sedikit
- Malam: kegiatan komunitas dan take video
Produktivitas yang aku punya bukan hanya berkaitan dengan diri sendiri, melainkan juga tim atau organisasi. Hal ini menjadi wadah aku dalam belajar berkomitmen dan bertanggung jawab.
Jadi, kalau kamu merasa punya self esteem yang kurang baik. Kamu bisa mulai produktivitas dari hal-hal yang kamu sukai terlebih dahulu. Dengan begitu kamu akan menemukan kehidupan yang lebih waras dan tenang.
Posting Komentar