Cara Mendidik Remaja Laki-Laki yang Tepat

CARA MENDIDIK remaja laki-laki tidak semudah itu. Pada masa tersebut, anak mulai memakai perubahan baik pubertas maupun perilaku. Pola asuhan pun akan berbeda daripada fase sebelumnya. 

Orang tua sering kali kewalahan menghadapi sikap anak remaja laki-lakinya. Tidak jarang, proses pengasinan tersebut benar-benar menguji emosi, apakah teregulasi dengan baik? 

Tatkala anak sudah mulai memasuki awal pubertas akan mengalami perbedaan daripada fase sebelumnya. Orang tua mungkin akan terbiasa dengan tingkah anak-anak yang lebih aktif, tetapi anak yang beranjak remaja akan mulai membatasi. 

Misalnya, jika anak biasanya sering berceloteh atau cerewet, kemudian ketika beranjak remaja, dia akan sedikit bicara dan kurang komunikatif. Selain itu, anak remaja akan lebih senang bermain dengan teman-temannya dibandingkan di rumah.

Hal itu wajar terjadi, tetapi bukan berarti orang tua sama sekali memberikan kebebasan. Justru orang tua harus mulai mengubah pola asuh atau didikan untuk anak remaja, terutama laki-laki. 

Parahnya, tidak sedikit anak remaja laki-laki kini terjebak dalam lingkungan yang salah. Akhirnya terjerat pergaulan bebas, atau mengonsumsi hal-hal terlarang yang dapat membahayakan dirinya.

Apalagi di era serbacepat saat ini, semakin berat. Selain persaingan yang berat, juga ancaman dari kejahatan dari pada media sosial ataupun internet apabila tidak dalam pengawasan orang tua. 

Bagaimana Cara Mendidik Remaja Laki-Laki yang Tepat?

Cara mendidik remaja laki-laki

Anak remaja perempuan dan laki-laki, tentu memiliki perbedaan dalam pola pengasuhan. Sehingga, orang tua harus tahu betul bagaimana didikan yang tepat sasaran. 

Hal tersebut karena ada bagian otak baik remaja perempuan dan remaja laki-laki terdapat luas yang berbeda. Bagian itu disebut sebagai hipotalamus, bagian otak sebesar almond. 

Uniknya, anak remaja laki-laki memiliki hipotalamus setengah lebih luas dari pada anak remaja perempuan. Apa fungsi dari hipotalamus itu sendiri?

Hipotalamus merupakan bagian otak paling penting karena berperan dalam melepas hormon ke bagian lain, mengontrol hormon, dan memastikan sistem sel tubuh tetap stabil. 

Seperti mengontrol rasa haus ataupun lapar, kemudian juga berkaitan dengan dorongan seks, juga kualitas dan kuantitas tidur, bahkan suasana hati dan regulasi emosi. Semua itu dikendalikan oleh hipotalamus. 

dr. Aisah pada webinar Parenting tentang cara mendidik anak remaja laki-laki mengatakan bahwa hipotalamus pada anak laki-laki juga berfungsi untuk pusat keamanan. Sesuai dengan ajaran islam, bahwa secara fitrah anak laki-laki menjaga perempuan. 

Nah, orang tua harus memahami fakta bahwa laki-laki memiliki hipotalamus lebih luas dibanding perempuan. Maka, wajar ketika anak laki-laki tidak suka diingatkan ketika sedang lapar atau sedang bermain karena memiliki hipotalamus yang lebih luas tadi. 

Namun, tentu sikap seperti itu sebaiknya dihindari oleh anak, ya. Di sisi lain, orang tua perlu mendidik dan mengajarkan anak dengan tepat. Bagaimana cara mendidik remaja laki-laki yang susah diatur atau nakal?

Menjadi Pendengar yang Baik

Pada masa pertumbuhannya beranjak remaja, anak remaja laki-laki biasanya cenderung akan lebih tertutup daripada masa dia masih anak-anak. Hal ini tentu membutuhkan komunikasi yang tepat. 

Anak remaja laki-laki akan bercerita ketika dia mau. Orang tua tidak perlu memaksakan untuk cerita. Biarkan anak belajar untuk mengatasi apa yang sedang terjadi dan melatih problem solving. 

Namun, tatkala anak sudah mulai bercerita, perhatikan untuk mengesampingkan ego sebagai orang tua. Jadilah teman saat mendengar ceritanya, jadilah pendengar yang baik bagi anak. 

Orang tua sebaiknya tidak menyalahkan atau menyudutkan anak. Hal ini akan membuat anak tidak nyaman dan dapat mengakibatkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak.

Namun, jika anak memang bersalah, bukan berarti harus membenarkan. Cara mendidik remaja laki-laki tidak perlu menyalahkan. Coba ajak diskusi dan bantu anak menemukan akar masalah dan biarkan anak membuat penyelesaiannya. 

Dengan begitu, anak tetap memiliki kepercayaan terhadap orang tua tanpa harus merasa takut karena terintimidasi. Justru, anak akan mendapatkan pembelajaran baru. 

Menjadi orang tua yang baik

Melibatkan Anak dalam Membuat Peraturan

Cara mendidik remaja laki-laki memang tidak mudah karena kadang kala mereka akan sulit diatur. Sebab pada masa pubertas, sedang senang-senangnya bermain dengan temannya karena sudah menemui dunia baru.

Tugas orang tua adalah membuat peraturan di rumah yang harus dipatuhi oleh anak dan juga orang tua sendiri. Misal, anak boleh bermain setelah mengerjakan tugas sekolah. Atau, jam pulang malam anak adalah pukul 9. 

Sebaiknya, orang tua tidak membuat peraturan sendirian. Ajak anak dalam proses membuat peraturan dan kesepakatan. Buat konsekuensi jika salah satu ada yang melanggar. 

Lakukan evaluasi setiap bulannya dari peraturan tersebut. Misal, anak pulang terlambat selama tiga kali dalam satu bulan. Ajak diskusi, sebenarnya apa yang terjadi?

Ajak anak diskusi saat kenyang atau sambil makan kecil sehingga anak bisa mengatakan dengan baik. Ingat, bahwa laki-laki punya hipotalamus yang lebih luas. 

Menjadi Support System terhadap Potensi Anak

Masa muda adalah masa ketika anak remaja mulai gesit dalam berekspresi. Mencoba berbagai hal baru berkaitan dengan keinginan atau rasa ingin tahunya. 

Cara mendidik remaja laki-laki, orang tua pun perlu menjadi support system terbaik dalam eksplorasi anaknya. Selama itu masih di koridor positif, mengapa tidak?

Siapa tahu, dari situ orang tua mengetahui potensi, bakat, dan minat anak di bidang apa? Skill tersebut tentu akan berguna bagi anak di masa depan. Akademik memang penting, tetapi skill juga punya peran penting. 

Mengekang dalam menuntut, hanya membuat anak jadi kurang percaya diri. Bahkan, gatalnya dapat membuat anak stres karena tidak berkenan dengan tuntutan orang tua. 

Memang, kehidupan anak dibiayai orang tua. Namun, apalah arti uang yang sudah dikeluarkan jika membuat anak jadi tidak nyaman? Kalau anak berhasil dan mampu belajar dari apa yang dia sukai, bukankah orang tua juga yang bangga?

Anak laki-laki punya rasa takut

Pahami bahwa Remaja Laki-Laki juga Butuh Perhatian

Hipotalamus yang lebih luas menjadi pusat keamanan bagi anak laki-laki, dalam artian dia lebih bisa menjaga diri daripada anak perempuan. Akan tetapi, di sisi lain, remaja laki-laki juga tetap membutuhkan kasih sayang dan perlindungan daripada orang tuanya.

Anak laki-laki memang harus berani, tetapi anak laki-laki juga manusia yang punya rasa takut. Dalam hal ini, orang tua perlu memaklumi dan wajar rasa takut dimiliki oleh manusia. 

Orang tua pun tidak perlu memaksa anak untuk bisa dalam salah satu bidang olahraga. Memang, bidang olahraga identik dengan kekuatan. Akan tetapi, jika anak menyukai bidang lain seperti musik atau berkesenian, selama fitrah sebagai laki-laki terjaga, tidak masalah. 

Kadang-kadang orang tua berpikir bahwa makin anak beranjak remaja dan dewasa, anak akan merasa risih ketika dipeluk oleh orang tua. Namun, dalam beberapa kesempatannya anak pun butuh dipeluk.

Seperti anak remaja laki-laki yang bersedih. Meski anak laki-laki jarang mengekspresikan kesedihannya, bukan berarti dia tidak merasa sedih sama sekali. Justru orang tua harus mengenali sikap anak saat merasa sedih. 

Cara mendidik remaja laki-laki satu ini memang sering kali diabaikan dan menjadi salah paham. Alhasil orang tua perlu memahami bahwa anak laki-laki juga manusia. 

Jadikan Rumah sebagai Template Pulang Anak 

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah bahwa banyak orang yang tidak punya tempat pulang. Tempat yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman justru sebaliknya, sehingga enggan untuk pulang. 

Konflik dalam rumah tangga memang biasa terjadi, apalagi antara ayah dan ibu. Tugasnya sebagai orang tua adalah bagaimana caranya menekan ego agar konflik tidak membuat risih seisi rumah?

Hal tersebut pun berkaitan dengan cara mendidik remaja laki-laki. Anak laki-laki memang suka bermain bersama teman-temannya, tetapi tentu pulangnya anak laki-laki ke rumah menjadi kesempatan orang tua untuk mendengarkan keseharian anak di luar. 

Namun, ketika anak enggan pulang, bagaimanapun dapat memantau perkembangan anak? Buatlah suasana rumah yang nyaman bagi anak dan teman-temannya. Sambutlah teman-temannya. Orang tua perlu memberi kesempatan pada anak, setelah bermain, rapikan tempatnya.

Hargai juga privasi anak di rumah terkait kamar atau pegawainya. Buat kesepakatan juga bahwa sebulan sekali orang tua akan cek secara berkala. Sehingga anak pun nyaman dan memiliki tempat pulang. 

Mengajarkan Anak Punya Empati dan Tata Krama

Di kala anak remaja laki-laki mulai bergaul dan bertemu banyak orang baru. Cara mendidik remaja laki-laki yang tidak boleh luput dan putus adalah etika, empati dan tata krama. 

Ajari anak memiliki pemikiran apakah tindakannya akan mempengaruhi perasaan orang lain? Sehingga anak terbiasanya untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. 

Remaja laki-laki lebih rentan terjerumus dalam kenakalan remaja. Kita tahu isu pernikahan dini, seks dan pergaulan bebas, minuman dan pengonsumsian terlarang. Orang tua perlu menjelaskan bahwa semua itu membahayakan anak. Ya

Daripada melarang, coba untuk berdiskusi menjelaskan bahwa hal yang dilarang itu akan memberi dampak buruk bagi masa depannya. Sehingga, dia jadi mudah menyerap informasi daripada menerima larangan. 

Ajarkan untuk bertanya krama, bagaimana sikap saat bersama orang yang lebih tua, terhadap sesama sebayanya, bahkan perilaku terhadap perempuan. Bagaimana anak laki-laki harus menjaga wibawa dengan menghormati dan menghargai orang lain, terutamanya perempuan. Orang tua pun perlu membiasakan anak mengucapkan terima kasih, maaf, dan juga tolong dalam sopan santun. 

Itu dia hal penting cara mendidik remaja laki-laki. Namun, orang tua harus memahami bahwa orang tua merupakan role model atau contoh yang baik bagi anak. Jadilah orang tua yang baik, jika ingin anak menjadi baik. 

Referensi:

https://youtu.be/VouZ8NCgRd4

https://www.alodokter.com/pentingnya-fungsi-hipotalamus-dan-hormon-yang-dihasilkan

https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/cara-mendidik-anak-remaja/

https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/7-kesalahan-mendidik-anak-remaja-laki-laki

https://www.halodoc.com/artikel/tips-mendidik-anak-laki-laki-yang-beranjak-remaja

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url